Global Warming yang mengancam Bumi
Untuk perubahan iklim global warming saat ini, lihat Perebusan global.
Untuk istilah yang menggambarkan pemanasan global dan perubahan iklim, lihat Krisis iklim.
Untuk perubahan iklim lampau, lihat paleoklimatologi dan catatan suhu geologi.
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca iklim dalam periode waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan iklim berkaitan dengan perubahan kebiasaan cuaca atau perubahan persebaran kejadian cuaca. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim yaitu pemanasan global. Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer Bumi yang mengubah peran dari efek rumah kaca. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi, dan saat ini mendorong perubahan iklim melalui pemanasan global. Tidak ada kesepakatan umum dalam dokumen ilmiah, media, atau kebijakan mengenai istilah yang tepat untuk digunakan merujuk pada antropogenik perubahan yang dipaksakan; baik “pemanasan global” atau “perubahan iklim” dapat digunakan. Perubahan iklim akan berdampak kepada peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perubahan iklim akan memberi dampak di lautan, daratan maupun di lapisan udara
Perubahan iklim terjadi melalui interaksi antar unsur iklim selama puluhan hingga jutaan tahun. Masing-masing unsur iklim memberikan pengaruh terhadap kondisi iklim dengan tingkat pengaruh yang berubah-ubah. Pengaruh perubahan iklim dapat dimulai dalam skala kawasan perkotaan atau kabupaten hingga kawasan benua. Perubahan iklim dapat terjadi karena pengaruh dari luar berupa radiasi matahari maupun pengaruh dari dalam Bumi berupa peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer
Istilah
Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi.
Dalam penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim merujuk pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai perubahan iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global atau pemanasan global antropogenik.
Perubahan iklim terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim bumi menghasilkan pola cuaca baru yang bertahan selama setidaknya beberapa dekade, dan mungkin selama jutaan tahun. Sistem iklim terdiri dari lima bagian yang saling berinteraksi, atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (es dan permafrost), biosfer (makhluk hidup), dan litosfer (kerak bumi dan mantel atas). Sistem iklim menerima hampir semua energinya dari matahari, dengan jumlah yang relatif kecil dari interior bumi. Sistem iklim juga memberikan energi ke luar angkasa. Keseimbangan energi yang masuk dan keluar, dan perjalanan energi melalui sistem iklim, menentukan anggaran energi Bumi. Ketika energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, anggaran energi bumi positif dan sistem iklim memanas. Jika lebih banyak energi keluar, anggaran energi negatif dan bumi mengalami pendinginan.
Saat energi ini bergerak melalui sistem iklim Bumi, ia menciptakan cuaca Bumi dan rata-rata cuaca jangka panjang disebut “iklim”. Perubahan rata-rata jangka panjang disebut “perubahan iklim”. Perubahan seperti itu bisa merupakan hasil dari “variabilitas internal”, ketika proses alami yang melekat pada berbagai bagian dari sistem iklim mengubah anggaran energi Bumi. Contohnya termasuk pola siklus laut seperti El Nino Southern Oscillation yang terkenal dan kurang dikenal osilasi decadal Pasifik dan osilasi multidecadal Atlantik. Perubahan iklim juga dapat dihasilkan dari “pemaksaan eksternal”, ketika peristiwa di luar lima bagian sistem iklim tetap menghasilkan perubahan dalam sistem. Contohnya termasuk perubahan output matahari dan vulkanisme.
Bidang klimatologi menggabungkan banyak bidang penelitian yang berbeda. Untuk periode perubahan iklim kuno, para peneliti mengandalkan bukti yang disimpan dalam proksi iklim, seperti inti es. Cincin pohon purba, catatan geologis perubahan permukaan laut, dan geologi glasial. Bukti fisik dari perubahan iklim saat ini mencakup banyak bukti independen, beberapa di antaranya adalah catatan suhu, hilangnya es, dan peristiwa cuaca ekstrem.
Terminologi
Definisi paling umum dari perubahan iklim adalah perubahan dalam sifat statistik (terutama rata-rata dan penyebaran) dari sistem iklim ketika dipertimbangkan dalam jangka waktu yang lama, terlepas dari penyebabnya.Karenanya, fluktuasi dalam periode yang lebih singkat dari beberapa dekade, seperti El Niño, tidak mewakili perubahan iklim.
Istilah “perubahan iklim” sering digunakan untuk merujuk secara khusus pada perubahan iklim antropogenik (juga dikenal sebagai pemanasan global). Perubahan iklim antropogenik disebabkan oleh aktivitas manusia, berbeda dengan perubahan iklim yang mungkin dihasilkan sebagai bagian dari proses alami Bumi. Dalam pengertian ini, terutama dalam konteks kebijakan lingkungan, istilah perubahan iklim telah menjadi identik dengan antropogenik pemanasan global. Dalam jurnal ilmiah, pemanasan global mengacu pada kenaikan suhu permukaan sementara perubahan iklim termasuk pemanasan global dan segala sesuatu yang mempengaruhi peningkatan level gas rumah kaca.
Istilah terkait, “perubahan iklim”, diusulkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 1966 untuk mencakup semua bentuk variabilitas iklim pada skala waktu lebih dari 10 tahun, tetapi terlepas dari penyebabnya. Selama tahun 1970-an, istilah perubahan iklim menggantikan perubahan iklim untuk fokus pada penyebab antropogenik, karena menjadi jelas bahwa aktivitas manusia berpotensi mengubah iklim secara drastis. Perubahan iklim dimasukkan dalam judul Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Perubahan iklim sekarang digunakan sebagai deskripsi teknis dari proses, serta kata benda yang digunakan untuk menggambarkan masalah
Penyebab
Perubahan iklim terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim bumi menghasilkan pola cuaca baru yang bertahan selama setidaknya beberapa dekade, dan mungkin selama jutaan tahun. Sistem iklim terdiri dari lima bagian yang saling berinteraksi, atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (es dan permafrost), biosfer (makhluk hidup), dan litosfer (kerak bumi dan mantel atas).
Sistem iklim menerima hampir semua energinya dari matahari, dengan jumlah yang relatif kecil dari interior bumi. Sistem iklim juga memberikan energi ke luar angkasa. Keseimbangan energi yang masuk dan keluar, dan perjalanan energi melalui sistem iklim, menentukan anggaran energi Bumi. Ketika energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, anggaran energi bumi positif dan sistem iklim memanas. Jika lebih banyak energi keluar, anggaran energi negatif dan bumi mengalami pendinginan.
Saat ini, energi yang diterima dari matahari semakin lama semakin banyak namun, proses pengeluaran energi tersebut terhalang atau terpantulkan karena adanya efek rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca di atas di mana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Hal ini yang menyebabkan udara makin panas. Seharusnya panas dari matahari dipantulkan ke luar atmosfer menjadi terperangkap di atmosfer sehingga suhu di bumi naik.
Berikut ini adalah penyebab-penyebab semakin tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer
Penebangan dan pembakaran hutan
Pohon sangat berguna karena dapat mengubah gas karbon dioksida menjadi oksigen yang bermanfaat untuk kita, akan tetapi manusia suka melakukan penebangan hutan dan membakarnya untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Selain itu, saat hutan dibakar menghasilkan gas-gas rumah kaca yang tentu dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Penggunaan bahan bakar fosil
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu berlebihan bukan hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tapi juga dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Pencemaran laut
Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.
Industri pertanian
Pertanian dalam skala besar (industri) menggunakan pupuk buatan yang sangat banyak. Pupuk yang dipakai tersebut melepaskan dinitrogen monoksida (N2O) ke atmosfer yang merupakan gas rumah kaca.
Jenis
Perubahan iklim tiba-tiba
Perubahan iklim yang terjadi secara tiba-tiba terjadi akibat kondisi sistem iklim yang tidak linier. Proses perubahan terjadi secara mendadak dan tidak terduga sebelumnya. Suatu perubahan iklim dikatakan mengalami perubahan yang tiba-tiba apabila terjadi perubahan ciri khas iklim karena ada paksaan dari luar. Peristiwa yang termasuk dalam perubahan iklim tiba-tiba yaitu sirkulasi termohalin, pencairan gletser secara cepat, pencairan material organik dari tanah atau batuan es yang bersuhu dibawah 0°C secara cepat atau percepatan siklus karbon akibat peningkatan respirasi tanah.
Dampak
Perubahan iklim merusak ekosistem penting, seperti terumbu karang yang hancur karena suhu laut yang lebih tinggi. Hutan hujan tropis juga terancam, dan banyak spesies mengalami perubahan dalam pola migrasi dan reproduksi mereka, yang mengganggu keseimbangan alam.
Peningkatan suhu Bumi
Peningkatan suhu Bumi terwujud dalam bentuk pemanasan global. Suhu bumi yang meningkat berdampak pada peningkatan konsumsi energi dan peningkatan bencana penyakit di dalam kehidupan manusia. Peningkatan penggunaan energi dan penurunan produksi tanaman atau gagal panen dapat menyebabkan meningkatnya ancaman kelaparan. Penguapan air yang berlebihan akibat peningkatan suhu menyebabkan ketersediaan air di permukaan Bumi sangat terbatas. Bersamaan dengan itu, peningkatan suhu Bumi menyebabkan terjadinya kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap. Peningkatan jumlah kabut asap berdampak pada peningkatan wabah penyakit malaria, demam berdarah, diare, dan gangguan pernapasan.
Perubahan curah hujan
Perubahan curah hujan teramati dengan jenis musim yang tidak menentu. Pada musim hujan, curah hujan menjadi sangat tinggi sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan longsor. Bencana alam ini kemudian mengurangi luas lahan pertanian, menyebabkan kekeringan dan penurunan ketersediaan air secara berkepanjangan. Kondisi ini kemudian mempengaruhi pasokan air untuk wilayah perkotaan dan pertanian, serta meluasnya kebakaran hutan.
Kenaikan suhu dan tinggi muka laut
Kenaikan suhu permukaan laut membuat terumbu karang rusak dan arah arus laut berubah. Kondisi ini kemudian mengubah pola migrasi ikan di laut dan berpengaruh terhadap penghasilan nelayan. Peningkatan suhu permukaan laut juga membuat genangan air laut meluas dan wilayah pesisir lebih sering mengalami abrasi dan meningkatkan intrusi air laut ke daratan sehingga mengancam kehidupan di wilayah pesisir
Pergeseran musim
Perubahan iklim mengakibatkan terjadinya pergeseran musim. Bencana kekeringan dan penggurunan terjadi karena musim kemarau akan berlangsung lebih lama dari waktu normalnya. Dampak kekeringan akan dirasakan terutama di Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Sementara itu, tingkat curah hujan sangat tinggi pada saat musim hujan dengan waktu yang lebih singkat dari waktu normalnya. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor
Kesadaran pembangunan berkelanjutan
Perubahan iklim memberi peluang bagi terciptanya kesadaran akan pembangunan berkelanjutan di dalam pemikiran masyarakat global. Berbagai dampak negatif yang telah dialami secara langsung oleh masyarakat memberikan kemungkinan pemanfaatan perubahan iklim secara positif. Perubahan iklim meningkatkan daya cipta dan reka baru terhadap model bisnis dan model politik. Melalui pembangunan keberlanjutan, masyarakat meningkatkan penggunaan cara-cara mutakhir dalam mengelola alam berdasarkan kearifan lokal yang ada di lingkup negara atau global
10 Cara Sederhana Mengatasi Pemanasan Global
Pemanasan global membuat beberapa tempat di wilayah tertentu di dunia mengalami banyak perubahan ekstrim. Mulai dari mencairnya gletser abadi di kutub utara dan gunung-gunung es seperti Kilimanjaro dan Jaya Wijaya. Faktanya, gletser Pizol di Pegunungan Glarus, Switzerland Timur, bahkan telah kehilangan 80 persen dari volumenya.
Jika tingkat meleleh gletser terus meningkat, maka kenaikan air laut akan berdampak pada sekitar 50 juta orang yang tinggal di kawasan rendah pantai dan kota-kota besar dunia, seperti London, New York, dan Shanghai. Fenomena lain yang terjadi ialah penurunan es di Kutub Utara sekitar 12 persen per dekade selama 40 tahun terakhir. Berikut adalah 10 Cara Mengatasi Pemanasan Global.
Setidaknya delapan pulau dataran rendah di Samudra Pasifik telah lenyap di bawah permukaan laut, sementara beberapa di antaranya seperti kepulauan Maladewa (Maldives), Fiji, dan Kiribati masih berisiko tinggi tenggelam hingga kini. Bahkan, hampir setengah daratan Belanda sudah “tertelan” di bawah permukaan laut. Sementara es di kutub mencair dan permukaan air laut naik, sejumlah wilayah di sub-Sahara Afrika mengalami kekeringan berkepanjangan.
Kenaikan suhu Bumi juga mengakibatkan badai tropis dan gelombang panas ekstrem (heatwave) yang mengakibatkan kematian ratusan orang di berbagai berbagai belahan dunia. Bukan hanya itu, diperkirakan sekitar 1 juta spesies hewan di bumi terancam punah karena perubahan iklim.
Jika terjadi kepunahan, hal itu akan berdampak pada perubahan ekosistem dalam kehidupan dunia. Hal ini diakibatkan oleh kekeringan sumber air, yang juga berdampak pada tumbuh-tumbuhan yang mati hingga menurunnya produksi pertanian sebab perubahan musim yang tidak menentu dan tidak bisa diprediksi tepat kapan datangnya.
Pemanasan global juga dapat menyebabkan risiko alergi, asma, dan wabah penyakit menular akibat polusi udara, peningkatan curah hujan, serta penyebaran kuman penyakit yang dibawa serangga atau nyamuk seperti demam berdarah (DBD). Tak kurang dari 30 jenis penyakit baru muncul dari tahun 1976 – 2008 yang merupakan mimpi buruk bagi dunia kesehatan.
Ketahui penyebab Pemanasan global, diantaranya akibat Penebangan hutan untuk kepentingan komersial, yaitu membuka lahan pertanian dan peternakan, atau untuk membuka jalan bagi kawasan perumahan dan industri.
pembukaan lahan pun tidak hanya dilakukan lewat penebangan. Tak jarang, oknum-oknum industri nakal sengaja membakar hutan guna lebih cepat menggundulkan lahan. Pembakaran hutan tentu akan menaikkan suhu rata-rata di daerah tersebut juga melepaskan karbon dioksida dan polutan lainnya dalam porsi yang lebih banyak.
Penyebab lainnya adalah Emisi gas bahan bakar kendaraan, sebab lebih dari 90 persen transportasi umum (baik transportasi darat, udara, maupun air) ditenagai bahan bakar petroleum, seperti bensin atau diesel. Gas yang dilepaskan dari proses pembakaran ini melepaskan karbon dioksida dan polutan lainnya, seperti metana dan nitrous oksida.
Selain itu limbah industri dan rumah tangga menjadi penyebab pemanasan global ketiga terbesar setelah emisi gas kendaraan bermotor. Industri juga bahkan ditengarai menjadi penyebab paling awal dari pemanasan global yang kita alami saat ini. Limbah industri agrikultur tercatat menyumbang 9% dari total volume emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada tahun 2017. Penjelasan lebih lanjut mengenai polutan dapat Grameds baca pada buku Polutan Penyebab Pemanasan Global Dan Analisis Risiko.
Meskipun berbagai upaya untuk mengurangi laju pemanasan global tengah gencar dilakukan pemerintah di berbagai negara maupun PBB, kamu secara pribadi bisa berperan juga Edu Friend! Bahkan, bila jutaan orang melakukan hal ini, dampak positifnya akan sangat besar terhadap kesehatan bumi kita. Lalu, apa saja hal-hal kecil yang bisa kamu lakukan? Berikut beberapa di antaranya!
1. Gunakan Transportasi Umum & Sepeda
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang paling pertama adalah Batasi penggunaan mobil dan sepeda motor hanya untuk menempuh jarak jauh, untuk jarak dekat kamu bisa memulai kebiasaan berjalan kaki atau menggunakan sepeda. Hal ini akan membatasi peningkatan karbon dioksida dan karbon monoksida di atmosfer.
Sementara untuk pergi ke jarak yang lebih jauh, jika memungkinkan gunakan angkutan umum massal, seperti busway dan kereta api. Naik kendaraan pribadi bersama-sama secara bergantian bersama dengan teman atau saudara yang kebetulan searah atau setujuan dapat menjadi pilihan edfriends.
2. Minimalkan Penggunaan Peralatan Yang Mengandung CFC
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang mudah adalah CFC (Cloro Flour Carbon) merupakan senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan fluorin terikat padanya. CFC umumnya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara, perlu diketahui bahwa saat ini CFC menyumbangkan 20% dalam proses terjadinya efek rumah kaca.
Karenanya dalam mengatasi suhu ruang yang panas, kita dapat merancang sebuah bangunan yang mempunyai banyak ventilasi udara sehingga tidak perlu memakai pendingin ruang atau AC. Namun seandainya penggunaan AC memang diperlukan pastikan kita memakai AC non CFC yang ramah lingkungan.
Begitu juga dengan kulkas, sebaiknya kita memakai kulkas non CFC untuk menghindari efek rumah kaca serta agar pemanasan global agar tidak semakin memburuk dan merugikan manusia.
3. Matikan Perangkat Elektronik Saat Tidak Terpakai
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang ketiga adalah dengan Mematikan lampu, kipas, AC, komputer, TV, dan semua alat elektronik saat tidak digunakan.
Menggunakan lampu LED adalah cara cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi. Apalagi harga lampu LED sekarang sudah terjangkau, pilihlah yang memiliki sensor cahaya sehingga bisa mati secara otomatis. Beberapa jenis perangkat elektronik, seperti TV dan komputer, memiliki fitur standby (mode siaga).
mode standby masih mengkonsumsi sampai 40 persen dari energinya dalam waktu 20 jam. Karena itu, jika alat tidak dipakai, adalah penting untuk mematikan perangkat dibanding memilih mode standby.
Selain itu jemur pakaian alih-alih menggunakan mesin pengering untuk menghindari membuang bahan bakar fosil untuk konsumsi listrik. Gunakan insulasi di atap untuk mencegah pembuangan panas pada saat musim dingin. Kamu juga bisa memilih untuk mengadopsi sumber energi terbarukan untuk kebutuhan, misalnya pemanas air tenaga matahari.
4. Hemat Air
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keempat adalah dengan Hemat Pemakaian Air : Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.
Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter. Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai kran shower dengan air mengalir atau berendam di ‘bathtub’.
Demikian pula untuk mencuci mobil, cukup gunakan ember dan gayung daripada menggunakan selang dengan air mengalir. Gunakan air dingin pada mesin cuci daripada air panas.
Flush toilet seperlunya, Pastikan pelampung atau radar pada tangki penyimpanan air bekerja dengan baik, demikian juga pada kran dan monoblock di toilet, cegah kebocoran agar tidak boros air. Cuci pakaian dengan air dingin, bukannya air panas. Gunakan air bilasan cucian pakaian terakhir untuk menyiram tanaman. Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan lantai dan sebagainya.
5. Reuse
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang kelima adalah dan mengGunakan keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic dan Styrofoam. Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya. Selain itu:
- Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari. Gunakan kembali kertas HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.
- Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.
- Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai. Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya. Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang.
- Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’ barang. Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan kantong plastik. Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya kembali ketika ke binatu.
- Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
6. Reduce
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keenam adalah Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
Dengan tahapan kegiatan 3R ini yang terdiri dari Reduce, Reuse, dan Recycle dapat membantu pencegahan terjadinya pemanasan global. Dan semua itu dapat Grameds pelajari pada buku Oh, Ternyata. Kita Bisa Melakukan Kegiatan 3R untuk Mengurangi Sampah!
- Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan daripada sering membeli baru.
- Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan.
- Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
- Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan.
- Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari transportasi
- Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
- Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. Hindari atau kurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik.
- Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.
- Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah. Jangan membeli produk yang dibuat dari hewan langka.
7. Recycle
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang ketujuh adalah dengan Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan, Kemudian:
- Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium serta bahan anorganik lainnya.
- Bagimu yang suka berkreasi memanfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
- Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukannya, jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu 200 tahun
- Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah. Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan kepada orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah anorganik ini.
- Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau menerima dan memanfaatkannya lagi.
- Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah. Kompos sisa sayuran, kulit buah dan sebagainya dari dapurmu.
- Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke sebuah tempat pendaur ulang sampah.
8. Menjadi Vegetarian
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang kedelapan adalah dengan menjadi vegetarian. Menurut sebuah studi terbaru, hal terbaik dan termudah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi planet adalah dengan menghilangkan daging dan produk susu dari menu makanan.
Mengingat populasi global yang diperkirakan mencapai skala 10 miliar pada 2060, para peneliti pun menganalisis dampak lingkungan yang disebabkan oleh produksi dan konsumsi makanan oleh manusia. Ide di balik penelitian ini adalah untuk membantu menginformasikan produsen makanan dan konsumen tentang cara yang lebih baik untuk mengurangi dampak buruknya terhadap bumi.
Diterbitkan dalam jurnal Science, penelitian oleh Oxford University di Inggris dan lembaga penelitian pertanian Swiss, Agroscope, menemukan bahwa daging dan produk susu berkontribusi sebanyak 18 persen dari semua kalori dan 37 persen dari semua protein.
Produksinya menggunakan 83 persen lahan pertanian dan menghasilkan 60 persen dari emisi gas rumah kaca industri pertanian. “Produksi daging melibatkan produksi pakan dan kerap mengakibatkan penggundulan hutan, khususnya hutan hujan tropis. Karenanya terapkan pola hidup vegan untuk selamatkan bumi kita.
Pola makan vegan diantaranya adalah mengkonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, kacang polong, sayuran dan buah-buahan. Seorang vegan juga tidak mengkonsumsi produk hewani atau produk turunan hewani seperti telur, daging dan produk susu.
Orang yang menerapkan pola makan vegan juga biasanya suka mengunyah sesuatu karena cenderung lebih sering lapar daripada orang yang tidak pantang daging. Sediakan banyak makanan porsi kecil dan kudapan sehat agar tidak sampai kelaparan. Berikut ini kudapan sehat vegan yang dapat disentuh sebanyak mungkin tanpa cemas:
- Semua jenis buah keras. Pangganglah di oven buah keras favoritmu yang diberi minyak zaitun dan bumbu.
- Jika menyukai makanan manis, gunakan sirup maple dan kayu manis.
- Cracker yang terbuat dari serealia utuh dan diberi hummus.
- Kue beras dan kacang dengan saus salsa.
- Ubi jalar panggang yang diberi minyak kelapa dan garam laut.
- Coklat hitam dan selai kacang.
- Es krim pisang (blender pisang dan masukkan ke dalam mesin pembuat es krim )
9. Menanam Pohon (Reboisasi)
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang kesepuluh adalah dengan gerakan menanam pohon. Ayo mulai tanam pohon di halaman rumah (Go Green). Dengan menanam pohon juga dapat mengurangi resiko terjadinya banjir yang merupakan salah satu dampak dari Global Warming yang dibahas pada buku Global Warming; Banjir & Tragedi Pembalakan Hutan.
Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apapun halamannya, sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di halaman rumah.
Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam.
Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
10. Kampanyekan Menjaga Alam dan Lingkungan
Sebarkan pengetahuan tentang perubahan iklim dan didik orang lain. Ajarkan sebanyak mungkin orang untuk menghormati serta turut menjaga alam dan lingkungan. Luangkan waktu untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan sosial untuk membantu menyayangi Bumi. Untuk itu, perlu memiliki pengetahuan mengenai berbagai ancaman global warming. Buku Magic Thousand Character Series: Ancaman Global Warming yang dikemas dengan berbagai ilustrasi menarik dapat kamu jadikan referensi.
Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta barang-barang yang dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang menangani proyek-proyek konservasi alam lingkungan.
Bergabunglah bersama-sama untuk membangun komunitas hidup yang berkelanjutan. Bangun “jaringan berbagi” yang bisa membantu mengumpulkan sumber daya seperti alat pemotong rumput, alat berkebun dan capailah standar gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.